Cahaya itu ..
Entah aku
terjatuh dari dimensi yang mana sehingga aku bisa terdampar disini, di tempat
yang sunyi, tanpa warna hanya putih dan memang hanya aku yang berada di tempat
ini. Dimana aku sebenarnya ? bermimpikah aku ? .. cahaya ! ya cahaya .. cahaya
apa itu, warnanya seperti emas yang berkilauan. Aku melihat seberkas cahaya di
tempat yang seperti tidak berujung ini. Aku harus mendatangi cahaya itu aku
yakin disitu ada jalan keluar dari tempat ini. Aku berjalan terus dan terus
berjalan, tapi aku malah seperti hanya berjalan di tempat saja. Hm ya , mungkin
karna di tempat ini tidak ada benda atau warna apapun, sehingga aku seperti
tidak merasa bahwa aku telah berjalan menjauhi tempat ku pertama kali tadi
berdiri.
Selangkah lagi aku menggapai cahaya
itu, berasal darimana cahaya ini ? hap
ketika tanganku berusaha menyentuh kilauan ini. Seketika itu juga aku terlempar
masuk ke dalam lorong lorong waktu yang berjalan sangat cepat dan hanya dalam
beberapa detik saja aku langsung tiba tiba terjatuh. Tapi kali ini berbeda, aku
terjatuh di tempat yang kurasa
lebih baik dan
tempat ini sangat kukenali. Tepatnya di depan jalan yang menuju rumah orang
tuaku. “aww sakit sekali badanku, apa yang sebenarnya sedang aku alami
ini, mengapa aku seperti terlempar dari tempat yang bahkan aku rasa
tidak ada di dunia ini .. ah mungkin aku bermimpi. Tapi seharusnya aku bermimpi
di dalam kamarku bukan di pinggir jalan seperti ini .. ah sudahlah” aku
bergegas menuju rumah yang setiap hari aku tinggali bersama orang orang yang
sangat aku sayangi.
Baru 3 langkah aku berjalan, aku teringat sesuatu yang berada di tempat ku tadi
terjatuh. Aku putar arah dan akupun kembali ke tempat itu. Kertas kuning yang
terbuat dari kertas minyak ini yang menyerupai seperti bendera yang bergerak
gerak akibat tiupan angin. Innalillahiwainailaihirojiun , Siapa ? siapa ? siapa
yang berpulang pikirku. Aku harap ini bukan berasal dari rumah orang tuaku.
Siapa ? siapa ? mengapa ? hanya itu lah yang terpikir di otakku.
Hanya ada 7 rumah di gang kecil ini. Dan rumah ku yang berada paling ujung dan
tidak terlihat kalau dari jalan ini. 1 per 1 rumah aku lewati, tapi sepi. Aku
semakin tidak karuan ketika mendapati rumah ke 5 sepi dan ke 6 juga sepi.
masyaAllah ternyata bendera kuning tadi berasal dari rumah orang tuaku.
Aku mempercepat jalanku. Hatiku hancur , pikiranku kacau. Aku ingin cepat
sampai rumah yang kini telah dikerebungi banyak orang. Tapi entah mengapa kaki
ku tiba tiba terasa sangat berat dan sulit untuk melangkah, padahal jarak ke
rumahku hanya tinggal beberapa langkah lagi. Orang orang itu bersesakan
menjejali rumah kami yang mungil ini. Kami memang hanya keluarga kecil yang
sederhana tidak bergelimang harta namun kami cukup bahagia dengan apa yang
Allah telah anugerahkan kepada kami. Aku mempunyai ayah dan ibu yang sangat
menyayangiku dan juga 1 adik laki laki ku.
Aaaaaaah akhirnya aku mampu menerobos kerumunan orang yang bergantian ingin
masuk ke rumah ini. Aku lihat ibu, ayah , adik mereka lengkap. Tapi mereka
semua menangis , mengapa ? siapa yang sebenarnya pergi. Siapa yang sedang
berbaring di balik kain itu ? mengapa sampai membuat keluarga tercintaku
menangisinya ? ..
Aku dekati ayah dan ibuku. “bu siapa yang pergi ?” ibu hanya diam seperti
mengabaikan pertanyaanku. Aku tanya ayah “ yah itu siapa ?” ayah pun seperti
tidak mendengarku. Mungkin mereka sangat terpukul oleh kepergian orang ini.
Baiklah aku putuskan untuk mecari tahunya sendiri. Ketika aku hendak menggapai
kain penutup jenazah ini. Tiba tiba ada orang lain yang lebih dulu membukanya.
Dan seketika akupun jadi ikut melihat orang di balik kain penutup ini.
Berbaringlah seorang wanita. Namun aku seperti sangat mengenal wajah wanita
ini, hidungnya , matanya , mulutnya bahkan tahi lalat di dagunya, aku sangat
hafal. Aku sangat mengenali dia. Aku melihatnya setiap pagi siang sore bahkan
malam sebelum tertidur lelap. Ya aku melihatnya di cermin kamarku. Apakah aku
memiliki kembaran yang seidentik ini ? ah tidak. Ibuku hanya mempunyai 2 anak.
Aku dan adikku. Lantas siapa orang ini ? mengapa dia seperti menyihir perhatian
orang orang yang sangat aku sayangi untuk menangisi kepergiannya. Sehingga
ketika aku kembalipun mereka tidak ada yang peduli terhadapku khususnya dengan
sapaan sapaanku. Dan …. Hey mereka teman temanku , untuk apa pula ikut
menangisi orang asing ini.
Aku kembali ke hadapan ibu yang masih saja menangis tersedu, aku sentuh
pundaknya untuk menguatkan beliau . tapi … apa apaan ini tanganku tidak dapat
menyentuh ibuku sendiri. Aku coba dan terus coba tetap tak bisa, aku alihkan
dengan menyentuh benda dan orang yang berada di sekelilingku namun NIHIL ,
tetap tak bisa. Aku hanya seperti menyentuh angin. Kembali aku melihat wanita yang
terbaring kaku itu. “apakah kamu itu aku ?” ah bodoh percuma saja , dia tidak
akan menjawab dia sudah mati. Tapi apakah dia jasadku dan aku rohnya. Ah
seperti di film yang sering aku tonton saja, ini tidak mungkin.
Aku ikut berbaring dan memejamkan mata di tempat wanita itu tertidur dengan
sangat lelap. Namun tiba tiba saja aku terpental dan kembali terjatuh beberapa
langkah di samping wanita itu. Aku coba beberapa kali, namun tetap saja aku
selalu terjatuh dan terjatuh lagi. Aku merangkak ke arah ibu. “ibu .. ini aku
ibu , ibu lihat anakmu ini .. aku disini . ibuuu aku mohon dengar aku , katakan
padaku bahwa wanita itu bukan aku . buuu ibu” aku menangis di depan ibu yang
sangat aku kasihi .. “ayah ini aku, tidak kah ayah melihatku ?” .. “de ini
kakak, kamu kok nangis sih ? masa anak laki laki cengeng” …. Aku lelah , semua
hanya diam. Semua mengabaikan ku.
Aku diam sejenak , aku pandangi kamarku yang kini kosong dan hanya penuh dengan
pernak pernik kupu kupu yang sering aku beli. Ya aku sangat menyukai kupu kupu
walaupun jujur aku takut jika menyentuhnya. Fikiranku seolah mengingat sesuatu.
Kamar ini, kasur dan bantal itu. Terakhir kali aku menggunakannya saat aku
merasakan sakit yang sangat ku benci, kemudian aku memutuskan untuk tidur agar
sakit itu berkurang dan seketika aku terdampar di tempat putih itu. Kini aku
tersadar bahwa wanita itu benarlah diriku, terang saja mereka menangisiku.
Cahaya , cahaya itu datang lagi cahaya yang indah seperti kilauan emas permata
yang berkerlap kerlip yang kutemui di tempat putih tadi. Aku datangi kembali
cahaya yang telah membawaku kembali ke rumah ini. Aku semakin mendekati cahaya
itu. Kusempatkan diri untuk menengok kembali ke arah ibu , ayah , adik dan
semua orang yang menyayangiku. “Terimakasih telah menjadi bagian terindah dalam
hidupku, semua yang hidup pasti akan mati. Aku tunggu kalian di tempat putih
itu , agar aku tidak sendirian disana kelak. Aku sayang kalian karna Allah”
Kini aku mantap mendatangi cahaya itu, dan aku kembali kedalam lorong waktu.
Dan sekarang aku berada di tempat yang sangat indah. Aliran sungai yang
mengalir seperti susu. Orang orang terlihat sangat bahagia disini. Dan
yang lebih aku suka , disini banyak sekali taman yang di penuhi kupu kupu. Hey
lihat ada 1 kupu kupu yang indah yang hinggap di tanganku. Bahkan aku tidak
takut sama sekali dihinggapi kupu kupu ini. Kupu kupu yang lain pun berdatangan
seolah menuntun dan mengajaku bermain di taman yang indah itu. Akupun mengikuti
kupu kupu yang menari nari disini…….
0 Response to "Cahaya itu .."
Posting Komentar